PREAMBULE

B
log ini kami dedikasikan untuk teman-teman pecinta Matematika, siapapun Anda. Namanya memang Matematika SMA Kendal, tapi blog ini terbuka bagi siapa saja, karena Matematika adalah universal.
Sebagian tulisan dalam blog ini merupakan cuplikan dari web lain yang kami rangkum dalam link referensi Lewat sarana ini, kami mengajak rekan-rekan atau siapa saja yang peduli Matematika pada khususnya dan Pendidikan pada umumnya untuk menyumbangkan pikirannya serta berkenan mengirimkannya pada kami melalui salah satu pilihan yang kami tawarkan. Visi kami : "Biar Lambat asal Meningkat"
Selamat bergabung dengan kami. Kritik, saran dan masukan dari Anda sangat kami nantikan.

[petugas]

Belajar "tentang" Matematika Lagi

Beberapa hari terakhir ini saya belajar tentang matematika lagi. Apa pentingnya belajar tentang matematika? Bukankah saya sudah biasa belajar matematika? Belajar matematika memang sering. Tetapi kali ini saya belajar "tentang" matematika. Jadi agak berbeda. Dulu ketika kuliah, saya belajar matematika. Saat ini saya belajar sejarah matematika, mengapa matematika penting, kritik terhadap matematika, matematika masa depan, dan lain-lain. Poin-poin yang terakhir ini yang disebut dengan belajar "tentang" matematika. Yang menarik adalah asal mula kata matematika itu. Konon, matematika berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti ilmu (knowledge, science). Jadi orang yang belajar matematika adalah orang yang mencari ilmu. Masuk akal, bagus. Matematika, dalam bahasa Yunani, juga berarti sebagai belajar. Jadi, orang yang menekuni matematika adalah orang yang tekun belajar. Bagus, masuk akal. Saya setuju. Bagaimana pendapat Anda? Yang ketiga, dalam bahasa Yunani, matematika juga berarti suka belajar. Jadi matematika itu adalah riang gembira dalam proses belajar. Bagus…tapi tampaknya kok jauh berbeda dengan kenyataan yang ada. Apakah anak-anak kita senang belajar matematika? Apakah kita dulu senang mempelajari matematika? Apakah para guru senang mengajarkan matematika? Hanya sedikit yang akan menjawab positif. Justru banyak orang yang menjawab bahwa matematika itu sulit. Matematika itu membebani. Saya yakin penyebabnya adalah metode pembelajaran matematika yang tidak tepat. Saya mencatat ada beberapa metode pembelajaran matematika. Metode tradisional. Seperti umum kita lihat, metode ini mengajarkan matematika sebagai ilmu pasti – yang paling pasti di antara ilmu pasti yang lain. Kebenaran matematika tidak perlu dipertanyakan lagi. Jadi matematika seperti doktrin. Bagaimana mungkin anak-anak kita akan menyukainya? Metode mendorong. Karena memang tidak selalu mudah memahami konsep matematika secara benar, beberapa pendidik menyurh para siswa menghafal matematika. Beri siswa sebanyak-banyaknya materi. Suruh untuk menghafal. Paham atau tidak urusan lain. Memangnya bagi seorang guru SD, apakah mudah memahami konsep matematika? Apakah guru SD mendapat fasilitas khusus untuk memahami matematika? Bukankah guru SD adalah guru umum? Menghafal adalah jalan pintas. Tetapi menghafal matematika adalah tugas yang amat berat. Metode latihan. Siswa mendapat latihan yang berlimpah. Dengan pengulangan latihan, secara bertahap anak-anak akan mulai memahami konsep matematika di balik latihan itu. Menurut saya cara ini bagus. Tetapi bagaimana seorang guru dapat menyusun latihan-latihan yang terstruktur untuk memahami konsep matematika? Butuh investasi waktu, biaya, dan keahlian khusus. Jika pemerintah (Diknas) akan menempuh jalan ini, saya setuju. LKS (lembar kerja siswa), tampaknya, mengambil metode ini. Tetapi saya belum pernah melihat LKS yang memiliki konsep pembelajaran matematika yang bagus. Metode pemecahan masalah – problem solving. Para siswa menerima tantangan berupa beberapa masalah. Untuk memecahkan masalah ini, siswa memerlukan beberapa pendekatan matematis. Pendekatan ini sangat menarik dan menantang. Bila kita dapat menciptakan suasana riang maka kita akan berhasil menghadirkan matematika menjadi tantangan bagi siswa. Dalam tingkat internasional selalu ada masalah matematika yang belum terpecahkan. Yang paling berumur panjang – 300 tahun lebih – adalah pembuktian teori terakhir Fermat. Baru terbukti tahun 1995 yang lalu. Beberapa event juga mendukung pendekatan ini seperti Olimpiade Matematika Internasional. Metode cerita. Ini metode yang sangat menarik. Film Beautiful Mind menceritakan perjalanan hidup John Nash, peraih nobel, tokoh matematika yang mengagumkan. Metode ini sangat inspirasional, sangat menakjubkan, dan menarik. Tetapi bagaimana caranya? Metode Matematika Baru. Pembelajaran matematika yang berfokus pada konsep abstrak matematika seperti teori himpunan, fungsi, bilangan biner, dan lain-lain. Mungkin hanya orang tertentu saja yang menyukai ini. Dulu, kurikulum 1994, memasukkan matematika baru sebagai bahan ajar untuk anak tingkat SMA. Kurikulum yang sekarang, sepertinya, tidak lagi. Metode Standard Based Mathematic. Diterapkan di Amerika dan Kanada. Dewan Pendidikan mereka menetapkan standar-standar yang perlu dicapai untuk setiap tingkatan siswa. Mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan khusus. Pembelajaran menerapkan teori konstruktivisme. Mungkin KBK dan KTSP ingin mengacu ke standar ini. Tetapi tampaknya masih jauh dari ideal. Metode Permainan. Ini metode yang sangat efektif bagi anak-anak. Anak-anak akan menyukainya. Namanya saja permainan! Tetapi diperlukan inovasi terus-menerus bagi pendidik untuk menciptakan permainan matematika yang atraktif. Saya yakin masih banyak metode lain. Sesuai dengan akar bahasa Yunani, matematika adalah suka belajar. Bagaimana pendapat Anda? [ditulis oleh agus hermato]

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pertamax

Posting Komentar